Legenda sepakbola Argentina yaitu Diego Maradona harus menelan pil pahit manakala ia memulai langkah yang memalukan sebagai pelatih klub Gimnasia. Peserta Liga Super Argentina yang menjadi salah satu member dari Daftar Slot Online Terpercaya itu belum dapat memperbaiki nasib walaupun kini sudah mendapatkan asuhan dari maestro sepak bola kebanggaan Argentina. Walau karirnya sebagai pelatih harus memulai dari bawah, tapi ia tidak perlu takut karena game slot online yang dimainkannya itu sangat memberikan masa depan indah baginya.
Kita masih ingat dengan jelas bagaimana emosionalnya ekspresi yang ditunjukkan oleh Diego Maradona saat menerima sambutan hangat dari supporter Gimnasia. Mantan pemain timnas Argentina terbaik itu sampai meneteskan air mata manakala menghadiri seremonial pengangkatan dirinya sebagai pelatih baru klub Gimnasia.
Diego menandatangani kontrak selama satu musim dan seketika itu juga harus mengemban tugas berat yaitu meningkatkan prestasi Gimnasia yang sedang terpuruk. Tim anak bawang ini harus puas bertengger pada posisi 18 dari total 26 peserta sehingga menyebabkan mereka masuk dalam daftar terendah klasemen.
Maradona menerima sambutan secara gegap gempita, seluruh bangku stadium terisi tanpa sisa sedikit pun seolah sedang menonton acara El Classico. Poster bergambarkan wajah Diego kala masih muda pun bertebaran di mana – mana, lengkap dengan patung berbahan balon yang menyerupai siluet Maradona berdiri tegak di tengah lapangan.
Saat itu Diego Maradona bersumpah bahwa ia akan selalu hadir dalam setiap sesi latihan tanpa kompromi untuk absen satu kali pun speanjang ia melatih. Apabila anggota klub ada yang malas berlari selama berlatih, ia akan terkena sanksi berupa larangan bermain langsung atas mandat dari Diego sendiri.
Legenda Sepakbola Argentina Kini Melempem Performanya Sejak Bergelar Pelatih
Tidak seperti biografi Joachim Low yang terbukti setia terhadap negara Jerman, legenda sepakbola Argentina ini nampaknya belum serius melayani bangsa. Ia baru saja mendapat malu karena mengalami kekalahan tiga kali berturut – turut dari seluruh partai yang mereka jalani membawa nama baik Gimnasia.
Bahkan memasuki minggu ke delapan kepelatihannya, Gimnasia harus bertekuk lutut melawan River Plate dengan hasil 0 – 2. Lebih parahnya lagi, komposisi River Plate kala itu hanya menurunkan pemain lapis dua yang menandakan bahwa itu belum menjadi performa terbaiknya namun sanggup mempermalukan Gimnasia tanpa balas.
Selepas pertandingan berakhir, Diego Maradona berjalan lunglai ke arah suporter yang telah menunggunya di sisi tribun. Ia membungkukan badan seraya melayangkan permohonan maaf sembari menitikan air mata jatuh membasahi pipi dan wajahnya yang kini tak lagi muda berhiaskan uban bertebaran.
Gimnasia adalah tim yang berasal dari Buenos Aires, sebuah kota besar dalam jajaran indeks pertumbuhan negara Argentina secara garis besar. Namun dari segi olahraga khususnya sepak bola, dan situs slot online resmi prestasinya sama sekali jauh dari kata membanggakan sehingga mereka masih butuh waktu lama untuk berbenah diri terlebih dahulu.
Semenjak Diego mengasuhnya, tim ini hanya menghasilkan 1 poin dari total delapan partai yang mereka ikuti sepanjang musim tersebut. Itu pun berakhir dengan hasil seimbang 1 – 1, sementara sisanya tercatat kalah telak dari 7 pergelaran akbar membawanya jatuh semakin dalam ke lubang penderitaan.
Sang Tangan Tuhan Kini Menjelma Jadi Manusia Biasa
Permulaan babak neraka Gimnasia mereka awali dengan menyambut lawannya yaitu Racing Club sebagai juara bertahan liga ternama di Argentina. Sekedar intermezzo, Racing Club pun dulunya sempat merasakan pelatihan langsung di bawah kepemimpinan Diego Maradona jauh beberapa waktu sebelumnya.
Legenda sepakbola Argentina yang berjulukan si Tangan Tuhan nampaknya kini telah hilang kekuatannya sehingga menjelma menjadi manusia biasa. Gimnasia tunduk dengan skor 1 – 2 melawan Racing Club, berlanjut dengan skor serupa ketika melawan tim berikutnya yaitu Talleres.
River Plate menjadi penutup atas ‘prestasi’ hatrick kekalahan yang diraih oleh Gimnasia, sehingga Diego Maradona kehilangan kepercayaan dirinya sebagai pelatih. Tim ini adalah simbol yang menandakan kali keenam Diego Maradona menjadi pelatih sepanjang kariernya situs slot gacor hari ini sebagai profesional coach.
Maradona sempat mendapatkan kehormatan untuk melatih tim nasional Argentina untuk memimpin piala dunia periode 2008 – 2010 silam. Prestasinya masih termasuk rata – rata, karena saat itu ia berhasil mengantarkan tim masuk semifinal seperempat pada tahun 2010.
Tidak seperti server idn poker yang hingga saat ini masih populer di kalangan para penikmtnya. Semenjak itu, kiprah Diego Maradona tak terdengar lagi gaungnya bahkan semakin tenggelam ditelan oleh kepopuleran pelatih dari klub raksasa lainnya. Ternyata, betapapun cemerlangnya karier seorang bintang sepakbola di masa lalu ketika masih aktif bermain bukanlah menjadi jaminan bahwa ia akan sukses melatih klub.