Kiper Chelsea menentang pelatih dengan melakukan penolakan manakala sang pelatih memintanya untuk berhenti bermain dan keluar dari lapangan pada agen bola terpercaya. Insiden tersebut terjadi ketika laga final Carabao Cup sedang berlangsung beberapa tahun lalu, tepatnya pada hari Minggu, 24 Februari 2019 silam.
Berdasarkan pandangan secara umum, apabila seorang pemain sampai membangkang terhadap perintah dari pelatih merupakan perbuatan tercela. Hal itu menunjukkan bahwa ia tidak dapat bekerja sama secara koperatif dengan rekan satu tim karena sejatinya pelatih juga merupakan bagian dari sistem struktural sebuah klub sepakbola.
Meski telah menyadari hal buruk tersebut, Kepa Arrizabalaga sebagai kiper Chelsea nekat memilih untuk mengabaikan arahan sang manajer. Maurizio Sarri memiliki wewenang untuk memerintahkan siapapun pemain Chelsea baik untuk bermain maupun keluar lapangan karena pastinya ia telah menetapkan sebuah strategi.
Sarri kewalahan menyuruh Kepa untuk mengerti bahwa ia harusnya meninggalkan lapangan karena situasi bisa terbilang sudah semakin genting. Pada perhelatan akbar final tersebut, Chelsea sedang bertarung sengit menghadapi Manchester City yang sedang dalam kondisi prima dan menurunkan susunan tim terbaiknya.
Keadaan semakin menegangkan manakala kedua tim memiliki skor seimbang dan tetap bertahan hingga babak ke dua usai. Alhasil, terpaksa lah mereka mengambil jalan lain yaitu dengan cara mengadu penalti dan berusaha mengumpulkan skor sebanyak – banyaknya agar bisa keluar sebagai juara.
Kiper Chelsea Menentang Pelatih Menjadi Bahan Ejekan Penggemar
Berusaha mengatasi situasi dan sebagai sebuah manajemen masalah, sang pelatih Sarri memutuskan untuk mengganti Kepa dengan pemain lain. Ia berpikir untuk mengizinkan Willy Caballero mengisi posisi kiper, sebab ia punya prestasi memuaskan tentang drama adu penalti berdasarkan rekam jejak pertandingan sebelumnya.
Sebagai napak tilas kembali pada kejadian di masa lalu, tahun 2016 Chelsea sempat menemui kejadian serupa saat bertarung melawan Liverpool. Willy Caballero tampil sebagai pahlawan karena ia berhasil menyelamatkan gawang setidaknya hingga tiga tembakan sekaligus mengharumkan nama baik Chelsea di Liga Inggris.
Entah apa yang sedang Kepa pikirkan dalam hatinya, ia tidak peduli dengan semua arahan dan strategi yang ditetapkan oleh pelatih. Ia berpura – pura tidak mendengar teriakan Sarri yang berulang kali menyerukan namanya, dan bersikukuh untuk tetap melindungi gawang bagaimanapun caranya.
Perseteruan antara pemain dan coach seperti kasus kiper Chelsea menentang pelatih barusan bukanlah pertama kalinya terjadi dalam dunia sepakbola. Banyak orang mulai berpendapat bahwa itu merupakan tanda dari kepunahan manajer liga premier karena atlit sepakbola mulai berani menentang mandat yang dicanangkan oleh pelatihnya sendiri.
Berkat kejadian yang kurang mengenakan tersebut, tandanya Kepa telah siap dengan segala konsekuensi akibat dari perbuatan tidak terpuji itu. Benar saja, Chelsea gagal menjadi juara dan ketika pertandingan berakhir, justru mimpi buruk Kepa baru saja akan mulai ia tuai.
Mendapat Hinaan Sarkastis Sebagai Seorang Manajer Baru
Insiden kiper Chelsea menentang pelatih sontak membuat penggemar klub berseragam biru tua ini menjadi naik pitam dan emosional. Apalagi Kepa gagal menghalau tendangan musuh yang diarahkan ke gawang Chelsea sehingga mereka harus ikhlas menerima kemenangan Manchester City pada tahun itu.
Dari total lima kali tembakan, Kepa hanya berhasil menghalau satu tendangan milik Leroy Sane sehingga skor berakhir dengan hasil 3 – 4. Fans Chelsea mulai melampiaskan amarahnya terhadap Kepa di sosial media, dan mengejeknya dengan sebutan manager wannabe karena berlagak paling benar dan bersikap sok tahu.
Bahkan sempat beredar pula meme editan berisi cuplikan Wikipedia mengenai profil Kepa yang berbunyi bahwa posisinya adalah manajer Chelsea. Pada potongan screenshot lainnya, tertulis pada kolom keterangan Wikipedia bahwa Kepa merupakan pemain yang amatiran dan ibunya tidak mengajarkan tata krama terhadapnya.
Kepa pun menerima sejumlah serangan dari kalangan fans bukan hanya di dunia maya, bahkan dalam kehidupan sehari – hari. Ketika laga berakhir, sempat tersebar footage berisikan seorang fans yang menolak ajakan bersalaman dari sang kiper dan menatapnya dengan pandangan sinis sekaligus kecewa.
Sarri berusaha menyelamatkan reputasi Kepa dan memberikan klarifikasi kepada publik melalui sesi wawancara terhadap awak media. Menurut pembelaannya, Sarri mengira bahwa Kepa menderita kram pada kakinya sehingga merasa perlu mengganti pemain muda asal Spanyol tersebut.